Kemasan: Konsep kemasannya apa sih?
Genggaman pertama Dalgona membuat aku menjadi skeptis dengan camilan ini, bagaimana tidak kemasannya menggunakan warna dasar dari sang bungkus. Bingung dengan konsep yang ingin di capai.
Setidaknya tidak menjadi sangat polos karena ada sentuhan kertas berwarna biru yang di tempel pada bagian depan dan belakang kemasan berwarna metalik ini.
Itu juga hanya memberikan deskripsi merek, rasa, gambar camilan, serta selling point-nya yakni “Premium quality.”
Apakah se-premium itu?
Aroma: Berasa masuk ke butik aestetik!
Bagian ini membuat aku mulai menggeser pikiran skeptis tadi karena tampilan dari kemasan. Aroma white chocolate yang cenderung basah langsung merekah ketika bungkusnya di buka. Seakan sudah di simpan begitu lama dan akhirnya pintu dibuka, aromanya menyembur keluar.
Jika di perandaikan tempat, aroma dari varian ini adalah sebuah butik berbentuk aestetik yang terletak di jalan yang dipenuhi dengan anak-anak muda berlalu lalang. Manisnya cokelat putih yang lembut membuat kita sebagai konsumen seakan terhipnotis dan ingin terus mengendus aromanya.
Hal baiknya, aromanya ini membangkitkan mood!
Tekstur: Kombinasi antara bumbu dan bahan dasarnya di pikirkan dengan baik oleh Dalgona.
Dalgona menggunakan potongan keripik kentang yang bergelombang, ukurannya cukup besar namun memuaskan dalam setiap gigitannya serta garing. Hal ini cukup mengejutkan mengingat bumbu white chocolate-nya lumayan basah tapi ga bikin keripiknya alot.
Well done, Dalgona!
Rasa: Dalgona mengubah pandangan aku.
Pribahasa buat ga menilai dari tampilan luarnya berlaku buat snack satu ini. Dalgona berani menuliskan camilannya memiliki kualitas premium. Kemudian di susul juga dengan penggunaan varian rasa cokelat putih. Serta di lanjutkan dengan penampakan kemasannya yang “meh”.
Tapi skeptis di awal tadi bisa di sampaikan dengan baik melalui rasa camilannya. Raksi aku ketika menikmati camilan ini pertama kali adalah: “Astaga, rasanya kok bisa?!”.
Lidah aku disambut oleh si manis white chocolate, rasanya cukup lembut dan gampang meleleh di mulut.
Kemudian muncul rasa khas kentang karena cokelat putih tadi meleleh, kepala ku sedikit memiring dan berpikir “Kenapa rasanya bisa masuk begini?”. Kentang yang identik di olah menjadi camilan asin ternyata bisa berbaur dengan baik bersama rasa manis.
Setelah itu di lanjutkan dengan rasa asin dari beberapa garam kasar yang di tabur dan menempel dengan baik dari setiap keripiknya. Penutup yang sangat baik sih dan tentunya membuat jari-jari ini menjepit keripik-keripik kentang yang di balut dengan si cokelat putih ini.
Baca review lainnya mengenai Casa Grata Herbs Crackers